Sejarah Tenggelamnya Kapal Van der Wijck | Apa yang ada di pikiran
anda jika mendengar nama kapal ini? Judul novel, film? Ya, semuanya benar. Sejarah Tenggelamnya Kapal van der Wijk ternyata tidak hanya sebuah cerita khayalan dari seorang
Buya Hamka sebagai pengarangnya. Kapal ini nyata dan pernah berlayar di
Indonesia yang waktu itu masih dikenal dengan sebutan Hindia Belanda.
Kapal van der Wijk adalah sebuah kapal angkut penumpang dan barang bertenaga
uap. Kapal ini merupakan kapal angkut milik maskapai pelayaran Belanda yang
bernama Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM), yang nantinya menjadi cikal bakal PELNI.
S.S Van Der Wijck |
Kapal Van der Wijk dibuat pada tahun 1921 oleh Maatschappij Fijenoord N.V. sebuah pabrik galangan kapal di Fyenoord, Rotterdam, Belanda. Adapun spesifikasi Kapal Van der Wijck adalah sebagai berikut:
- Panjang kapal 97,5 meter.
- Lebar kapal 13,4 meter.
- Tinggi kapal 8,5 meter.
- Berat kotor kapal 2.633 ton.
- Berat bersih kapal 1.512 ton.
- Daya angkut kapal 1.801 ton.
- Kelas Pertama (VVIP) mengangkut 60 orang.
- kelas Dua (VIP) 34 orang.
- Geladak atau kelas ekonomi berdaya tampung 999 orang.
Nama kapal ini diambil dari nama Gubernur Jendral Hindia Belanda Jonkheer
Carel Herman Aart Van der Wijck (1840-1914), yang berkuasa dari tahun 1893
hingga 1899. Kapal Van der Wijk mendapat nama panggilan “de meeuw” atau
“The Seagull”. Nama panggilan ini diberikan karena figur kapal ini
sangat anggun serta tenang. Menjadi salah satu kapal besar dan megah di era
Hindia Belanda kala itu.
Jonkheer Carel Herman Aart van der Wijck (1900) |
Sekilas Tokoh:Jonkheer Carel Herman Aart van der Wijck (lahir di Ambon, 29 Maret 1840 – wafat di Baarn, 8 Juli 1914 pada umur 74 tahun). Dia adalah seorang Gubernur-Jenderal Hindia-Belanda. Ia diangkat menjadi Gubernur-Jenderal oleh Ratu Emma van Waldeck-Pymont pada tanggal 15 Juni 1893. Van der Wijck mulai memerintah antara tanggal 17 Oktober 1893 sampai tanggal 3 Oktober 1899.
Kapal van der Wijk ternyata memiliki kaitan dengan pergerakan nasional bangsa
Indonesia. Dikutip dari tirto.id, bahwa ketika hendak dibuang ke Boven Digoel,
Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir juga naik kapal ini. “Sesudah seminggu dalam
bui Makassar, kami dinaikkan ke kapal KPM van der Wijck menuju Ambon” tulis
Mohammad Hatta dalam memoarnya (Mohammad Hatta: Memoir (1979: 352)).
Pelayaran Terakhir Kapal Van der Wijck
Dalam pelayaran terakhirnya pada tanggal 20 Oktober 1936, Kapal Van der Wijk
menempuh rute Makassar - Tanjung Perak (Surabaya) - Tanjung Mas (Semarang) -
Tanjung Priok (Jakarta) – Palembang. Bertindak sebagai nahkoda kapal adalah
B.C. Akkerman. Dia adalah seorang nahkoda yang pada saat itu berusia 43 tahun,
dan sudah berdinas selama 25 tahun. B.C Akkerman baru dua minggu bekerja
sebagai juru mudi kapal Van der Wijck.
Menurut Pandji Poestaka yang dikutip tirto.id, kapal Van der Wijk memuat 250
orang penumpang ketika berangkat dari pelabuhan di Surabaya. Beredar informasi
bahwa geladak Van der Wijk pada saat itu membawa muatan berupa kayu
besi.
Muatan kayu tersebut rencananya akan dipindah menuju kapal lain setelah tiba
di Tanjung Priok, Jakarta yang kemudian akan diangkut menuju daerah Afrika.
Kapal Van der Wijk tenggelam di kawasan yang disebut Westgat, yaitu selat yang
berada di antara Pulau Madura dan Surabaya, atau sekitar 22 mil di sebelah
barat laut Surabaya.
Upaya penyelamatan penumpang dilakukan dengan mengirimkan delapan pesawat
udara jenis Dornier yang bisa mendarat di permukaan air. Kapal dan perahu
nelayan juga bergerak menyelamatkan korban kapal van der Wijck. Sekitar 20
penumpang kapal mampu dievakuasi dengan pesawat, lalu mereka dibawa ke
Surabaya.
Disaat bersamaan beberapa perahu nelayan lokal mencoba menyelamatkan puluhan
penumpang, baik orang Eropa maupun bumi putera untuk dibawa menuju daratan.
Jumlah penumpang yang berhasil diselamatkan pada saat itu adalah 153 orang.
Berdasar laporan, ada 70 orang dinyatakan hilang baik penumpang maupun awak
kapal. Dalam tragedi tersebut Kapten B.C Akkerman dapat diselamatkan.
Apa penyebab tenggelamnya kapal Van der Wijck? karena minimnya sumber berita, maka hal ini belum terjawab secara pasti. Seperti diberitakan Santa Ana terbitan California dalam artikel berjudul "Mysterious Disaster is to fatal 72" menyebutkan, "Some mariners here believed the ship might have been caught by 1 one of Java’s occasional seaquakes". Jika dintisarikan bahwa surat kabar tersebut menyebut tenggelamnya kapal karena adanya gempa laut yang sesekali menerjang kapal Van der Wijck. Jika mengacu pada Pandji Poestaka yang dikutip oleh tirto.id yang menyebutkan bahwa adanya muatan kayu besi ketika itu, mungkin saja hal tersebut melebihi tonase kapal dan menyebabkan tenggelamnya kapal.
Monumen Peringatan Tenggelamnya Kapal Van der Wijk
Sebagai upaya mengenang peristiwa tenggelamnya Kapal van der Wijk, maka dibuat
sebuah tugu monument yang berada di kompleks Perusahaan Umum (Perum) Perikanan
Indonesia Cabang Brondong, Lamongan, Jawa Timur. Monumen tersebut bersusun
tiga lantai, dibagian lantai 2 terdapat balkon yang menghadap ke arah laut
(utara). Bangunan monument tersebut memiliki ukuran sekitar 2,5 meter x 3
meter dengan tinggi 10 meter.
Di monument Peringatan Kapal Van der Wijk ini terdapat dua plakat yang
bertuliskan dengan bahasa Indonesia dan bahasa Belanda.
Plakat berbahasa Indonesia bertuliskan,
“Tanda Peringatan kepada Penoeloeng-Penoeloeng Waktoe Tenggelamnja Kapal
Van Der Wijck DDC 19-20 Oktober 1936.”
Plakat berbahasa Belanda bertuliskan,
“Martinus Jacobus Uytererk Radiotelegrafist Aan Boord S.S Van Der Wijck
20 Oktober 1936 Hij Bleef Getrouw Tot In Den Dood Zijn Nagedachtenis Zij
EERE. Zijne Vrienden.”
Berdirinya monument peringatan tersebut telah menjadi bukti bahwa kejadian
tenggelamnya kapal Van der Wijck itu benar terjadi dan nyata bukan hanya
karangan novel milik Buya Hamka belaka.
Demikian tulisan berjudul Kisah Nyata Sejarah Tenggelamnya Kapal Van der Wijck. Semoga bermanfaat. Terima kasih.
Referensi:
- tirto.id
- seruni.id
Kredit Gambar:
- Plakat Monument, oleh Iskandar Zulkarnain /kompasiana/
- Foto Kapal S.S Van der Wijck /wrecksite.eu/
- Lukisan Foto Jhonkeer Carel Herman Van der Wijck /rijck museum/
Post a Comment
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan Baik dan Sopan
1. Tidak diperkenankan menautkan Link Aktif di Kolom Komentar.
2. Dilarang beriklan dalam Komentar.
Komentar berkualitas dari anda sangat penting bagi kemajuan Blog kami.