(catatan Hidup Sang Jurnalis)
Itulah judul lengkap yang tertulis di Sampul depan buku yang bertebal 178 halaman ini. Buku yang dikemas secara friendly ,Fresh, ringan dan diselingi kritik-kritik tajam ini, akan membuat anda mendapatkan gambaran mengenai profesi jurnalis secara utuh.
Berangkat dari pertanyaan yang dirasa Klise oleh penulis yaitu “Enak nggak sih jadi Jurnalis?”atau “Apa enaknya sih jadi jurnalis?” penulis akan menjabarkan kedua sisi itu melalui tulisan-tulisan berdasar pengalaman pribadi yang telah di alami.
Buku ini memuat tulisan bagaimana suka dan duka Sang penulis menjadi seorang Jurnalis.
Dari pengalaman menjalankan tugas jurnalistik hingga pengalaman menghadapi artis-artis ternama bahkan pengalaman pribadi yang tak terduga sebelumnya tersaji dalam buku ini.
Setelah membaca bait demi bait anda akan mendapatkan sensasi menyegarkan karena banyak cerita kocak tersaji dalam buku ini. Bahkan anda akan tercengang dengan fenomena yang sebelumnya kita tidak tahu sama sekali.,
Anda akan tertawa terbahak-bahak, emosi, kecewa bahkan tercengang, ternyata angapan-anggapan anda mengenai apa yang ditampilkan di dunia entertainment selama ini salah. Ya,.Very Bagus telah mengungkapkan secara gamblang tanpa teding aling-aling di dalam buku ini.
Nah,.sebelum anda menjadi Jurnalis anda juga perlu membaca buku ini agar kelak anda menjadi Jurnalis yang Bijak dan bukan jurnalis setengah2., Sang penulis Very Barus adalah orang yang telah banyak makan garam di dunia jurnalistik, sehingga apa yang dia tulis benar-benar dapat dipertanggung jawabkan.
Meskipun buku lawas yang terbit tahun 2009, namun buku ini kami rasa sangat cocok bagi anda yang tertarik ingin menjadi seorang Jurnalis. Dan buku ini dapat anda masukkan sebagai salah satu referensi anda. Meskipun lawas namun tidak ada kata terlambat untuk menambah sebuah ilmu atau pengalaman.
Salah satu cuplikan kisah yang menarik bagi saya, adalah ketika penulis mampir ke toko optik untuk membunuh kejenuhan sebelum menjalankan tugas mewancarai seorang artis. Kisah yang lucu+ngeselin ini berisi nasihat agar tidak membeda-bedakan orang dan Don’t judge a book by its cover.
inilah kisah selengkapnya >>
_________________________________________________________________
[[ Penjaga Optik Si*lan“ Bagian sini aja, Mas…kacamata yang replika.Kalau yang sana asli semua…”
Itulah kalimat yang keluar dari bibir cewek manis penjaga optik terkenal di salah satu Optik di kawasan Melawai Jakarta. Jarum jam menunjukkan pukul 1 siang. Gue ada janji wawancara dengan seorang artis sinetron. Janjinya di salah satu resto di kawasan Melawai.
Berhubung gue datangnya terlalu cepat, akhirnya gue membunuh kejenuhan dengan melihat-lihat kacamata. Kebetulan kacamata baca gue sudah layak dimusnahkan.(maklum sudah terlalu lama bertengger di hidung gue)
Ketika melintasi gerai Optik, darah gue langsung bergelora saat melihat ada selembar tulisan berwarna merah: SALE 30% all item. Langsung aja naluri “lapar mata” gue kambuh. Akal dan logika sempat bertentangan. Masuk ke optik ato tidak. Masuk-tidak-masuk-tidak-masuk!. Akhirnya akal sehat terkalahkan oleh nafsu “lapar mata”.
Gue masuk optik sambil melihat-lihat kacamata yang ada bandrol SALE. Ada Oakley,Levi’s, Ck, Prada, Emporio Armani, dll. Gue langsung ngitung-ngitung berlagak,sok jago matematik.Hmm…kalo Oakley didiskon 30% lumayan tuh.(bisik gue dalam hati).
Lalu, si cewek penjaga optik datang nyamperin gue. Anehnya sudah cukup lama gue melihat-lihat, tapi kok baru sekarang dia nyamperin gue. Padahal siang itu optik lagi sepi. Keselnya lagi, dia nyamperin gue dengan mata “awas” melihat gerak-gerik gue seolah-oleh gue maling.
Dia sempat melirik ke kaca sebentar, untuk meyakinkan apakah tampang gue mirip maling. Kayaknya nggak deh. Kalo mantan maling iya kali…(upss! Hehehe….) intinya sikap si cewek bener-bener membuat gue gerah.
Dengan sikap acuh, si cewek jutek bertanya,” Mau beli yang mana,Mas?”
Gue tersenyum dan ngejawab,”Lihat-lihat kacamata untuk baca….”
“Kalo gitu bagian sini aja Mas. Disini juga ada…”Katanya dengan semakin acuh.
“Kenapa harus di situ? Saya kan mau lihat yang di bagian sini,”kata gue bingung.
“Itu bagian yang original. Kalo di bagian sana ada replikanya. Barangnya nggak original,tapi modelnya sama.”
Gue sontak tersinggung. Masak mau lihat yang bagus malah disuruh lihat yang palsu
“Emang kalau yang original berapa harganya?”Tanya gue langsung.
“Macem-macem, Mas.Ada yang 1 juta,2 juta,3 juta…”
“Ooo…Kalau yang replika emang berapa?”
“Macem-macem juga.Ada yang 200 ribu,300 ribu,dan 400 ribu…”
“Trus,Kenapa Mbak nyuruh saya mesti lihat yang replika?”
“Kan yang asli mahal,Mas?”
Wah… Nih cewek bener-bener belum lulus sekolah kepribadian deh. Etikanya tidak ada manis-manisnya. Melihat sikap dia yang menurut gue telah melecehkan diri gue, gumpalan darah di kepala gue hampir saja mendidih. Dengan kesal gue langsung melepas kacamata yang gue pake.
Sambil nyodorin kacamata gue, gue bilang,”Mbak….kacamata model gini ada?”
Si penjaga toko langsung melihat kacamata gue dan mengamati model dan mereknya Prada. Kemudian,si cewek jutek tadi mulai pasang senyum manis yang bener-bener fake!
“Hmmm…model gini sudah gak ada,Mas.Tapi,Prada yang terbaru ada Kok.Mau lihat?”
“Yang replika lagi?”Tanya gue jutek.
“Nggak Mas.ini yang original,”kata dia sambil tersenyum.
“Tadi kenapa Mbak nyuruh saya melihat-lihat yang replika terus?”Tanya gue pengen tau.
“Hmm…anu…maaf, Mas…Tadi saya kira….”
“Saya jelaskan ya Mbak..Siapa pun Customer yang datang ke sini,jangan suka dibeda-bedakan! Jangan Mbak kira saya tidak sanggup membeli kacamata mahal di sini. Mbak juga bisa saya beli!!” potong gue dengan marah.
Si cewek hanya diam, kebingungan.
Karena kesal, gue langsung pergi meninggalkan si penjaga optik dengn seribu pertanyaan berkecamuk di otaknya.
Sebenarnya tadi gue langsung tidak ada niat untuk mencela dia.Hanya saja sikapnya yang kurang ramah dan tidak menghargai Customer membuat gue kesal.
*again, don’t judge a book by its cover….. ]]
__________________________________________________________________
Kisah di atas merupakan sisi lain dari pengalaman sang penulis dalam melaksanakan tugasnya, masih banyak lagi kisah lain yang tak kalah menariknya di dalam buku tersebut.
Maksud utama dalam buku ini yaitu penulis ingin menyampaikan suatu pesan kepada para pembaca semua bahwa Jurnalis Juga Manusia !
Demikian review buku Gak Narsis Gak Eksis (Catatan hidup sang Jurnalis)
~Semoga Bermanfaat~
Judul : Gak Narsis Gak Eksis (Catatan hidup sang Jurnalis)
Penulis : Oloan Hotnover Barus (Very Barus)
Penerbit : Andi
Tahun terbit 2009
Post a Comment
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan Baik dan Sopan
1. Tidak diperkenankan menautkan Link Aktif di Kolom Komentar.
2. Dilarang beriklan dalam Komentar.
Komentar berkualitas dari anda sangat penting bagi kemajuan Blog kami.