[Beri Aku Sepuluh Pemuda Akan Ku Guncang Dunia]
Slogan tersebut merupakan petikan perkataan yang digelorakan Sang Proklamator kala itu untuk membakar semangat para rakyat, terlebih kepada para pemuda supaya berani untuk bangkit membangun Bangsa dan Negara. Pada saat Bung Karno menjadi presiden, Negara Indonesia masih dalam tahap growing dan masih dalam masa-masa sulit karena baru saja lepas dari masa penjajahan. Jadi, sepantasnya kalau Bung Karno sebagai pemimpin kala itu meneriakan slogan-slogan pembakar semangat seperti itu.
Pada konteks kekinian dalam demam budaya asing yang melanda republik ini, slogan milik Bung Karno tersebut kalah popular dengan slogan Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku jadikan Boy Band. Disini penulis, tidak bermaksud melarang untuk mencintai budaya asing, boleh saja, tapi alangkah bijaknya jika mencintai budaya asing secara bijak serta tidak lupa akan budaya sendiri.
Pada saat ini slogan-slogan semacam milik Bung Karno nampaknya sudah sulit kita temui lagi dari para pemimpin kita. Menanggapi hal tersebut ada yang mengutarakan pendapat sebagai berikut “ maklum mungkin saat ini bukan jaman perang melawan penjajah kolonial lagi & bukan masa-masa bangkit dari penjajahan hehe.”
Justru yang berkata semacam ini salah, kita ini sedang dijajah koq, baik dari segi politik, keamanan, sosial, budaya dan ekonomi dari bangsa asing, dimana dalam istilah populernya adalah penjajahan Neo Kolonialisme dan Neo Imperalisme serta Neo Kapitalisme dan istilah-istilah penjajahan semacamnya.
Pesan dari tulisan sederhana ini adalah semata-mata untuk mengajak diri pribadi penulis dan para pembaca semua untuk selalu mencintai Bangsa dan Negara kita ini dan selalu waspada terhadap Neo Penjajahan.
Slogan tersebut merupakan petikan perkataan yang digelorakan Sang Proklamator kala itu untuk membakar semangat para rakyat, terlebih kepada para pemuda supaya berani untuk bangkit membangun Bangsa dan Negara. Pada saat Bung Karno menjadi presiden, Negara Indonesia masih dalam tahap growing dan masih dalam masa-masa sulit karena baru saja lepas dari masa penjajahan. Jadi, sepantasnya kalau Bung Karno sebagai pemimpin kala itu meneriakan slogan-slogan pembakar semangat seperti itu.
Pada konteks kekinian dalam demam budaya asing yang melanda republik ini, slogan milik Bung Karno tersebut kalah popular dengan slogan Beri aku sepuluh pemuda maka akan ku jadikan Boy Band. Disini penulis, tidak bermaksud melarang untuk mencintai budaya asing, boleh saja, tapi alangkah bijaknya jika mencintai budaya asing secara bijak serta tidak lupa akan budaya sendiri.
Pada saat ini slogan-slogan semacam milik Bung Karno nampaknya sudah sulit kita temui lagi dari para pemimpin kita. Menanggapi hal tersebut ada yang mengutarakan pendapat sebagai berikut “ maklum mungkin saat ini bukan jaman perang melawan penjajah kolonial lagi & bukan masa-masa bangkit dari penjajahan hehe.”
Justru yang berkata semacam ini salah, kita ini sedang dijajah koq, baik dari segi politik, keamanan, sosial, budaya dan ekonomi dari bangsa asing, dimana dalam istilah populernya adalah penjajahan Neo Kolonialisme dan Neo Imperalisme serta Neo Kapitalisme dan istilah-istilah penjajahan semacamnya.
Pesan dari tulisan sederhana ini adalah semata-mata untuk mengajak diri pribadi penulis dan para pembaca semua untuk selalu mencintai Bangsa dan Negara kita ini dan selalu waspada terhadap Neo Penjajahan.
terima kasih telah berkunjung.
2 Comments
Jalan-jalan malam neh sambil baca-baca, btw artikel2nya keren-keren neh! Apalgi post yang ini, kata-kata soekaarno sangat bermakna!
ReplyDeleteterimakasih saudara ady tlah berkenan berkunjung.
ReplyDeletesaya setuju bhwa kata2 soekarno sangat bermakna, semoga pemimpin2 kita saat ini mau mencontoh semangat yang ditunjukkan oleh bung Karno.
ditunggu kunjungannya kembali
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan Baik dan Sopan
1. Tidak diperkenankan menautkan Link Aktif di Kolom Komentar.
2. Dilarang beriklan dalam Komentar.
Komentar berkualitas dari anda sangat penting bagi kemajuan Blog kami.